Kamis, 07 Mei 2009


GOOD GOVERNANCES

Bangsa yang besar ialah bangsa yang memiliki aura dan energy positif melebihi energy dan aura negatifnya. Banyak orang mengagumi cina, jepang, Amerika, Italy, Jerman, sebagai Negara yang maju dan berkembang pesat saat ini. tetapi harus diingat, bahwa merekapun pernah mengalami suatu era dimana mereka terjerumus kedalam aura-aura negative.

Bangsa Cina misalnya, pada tahun 60 an pernah mengalami suatu era yang dinamakan “revolusi budaya’ yang dipelopori oleh Mau tse tung. Siapa saja yang menentang revolusi akan dihukum. Kader-kader muda komunis melakukan aksi terror terhadap kelompk-kelompok yang membangkang. Mereka membakar gedung-gedung, sekolah-sekolah dan pabrik-pabrik. Cina lumpuh total dalam kondisi anarki. Akhirnya gerakan ini dihentikan oleh Mau tse tung sendiri.

Amerika serikat, dipertengahan abad ke 19 , hampir runtuh oleh perang saudara yang sangat dahsyat dan mengerikan. Antara kelompok unions diutara dan kelompok separatis confederates di selatan. Enam ratus ribu orang meninggal akibat peristiwa tersebut. Kerugian ekonomi tidak tehitung jumlahnya. Sebelum munculnya Abraham Lincoln yang berhasil meredam konflik yang terjadi dan kemudian menjadi presiden AS yang legendaries.

Jepang, Jerman dan Italy pada awal abad ke-20 dirasuki oleh setan fasisme yang bermbisi menguasai dunia. Jerman dengan Nazi dan hitlernya mampu menciptakan perang yang begitu dahsyat didaerah eropa. Italy dengan Mosolininya yang menyebarkan faham fasismenya.

Sehingga dengan ambisi sesaat itu Negara-negara tersebut mengalami kerugian perang yang sangat besar.

Apakah Indonesia pernah mengalaminya? Indonesia pernah mengalaminya pada tahun 60-an saat itu, kita mengalami hal yang sama. Buku-buku dibakar, lagu-lagu yang bersifat mengkritik dilarang. Lawan politik yang menentang ditawan dan dipenjarakan.

Dari semua kejadiaan itu, Cina, USA, Jepang, Jerman, Italy dan Indonesia mengalami masa yang disebut dengan masa gelap. Keadaan itu dipengaruhi oleh energy negative yang mengalahkan energy posiitif. Semuanya tidak bisa bertahan lama, karena sistem politik yang didominasi oleh energy negative tidak akan bertahan lama.

Energy negative ialah energy yang memunculkan aura-aura negative dan gelap, diantaranya : negativism, rasialisme, pemaksaan kehendak, arogansi, iri hati, fatalis, nihilisme, malas, paranola, feodalisme, ekslusivisme, ekstrimisme, fitnah, KKN, apatis, pesimisme dan lain sebagainya.

Sebaliknya energy positif ialah energy yang bisa memeunculkan aura sehat dan terang diantarannya: positivism, optimism, idealism, alltruisme, pluralism, good governance, gemenshelf, humanism, filantropi, egalitarianism, sportif, toleransi dan lain-lain.

Kita lihat saja apa yang terjadi di Indonesia dimasa yang akan datang, apakah pemimpinnya lebih bersifat kearah negative atau kearah positif. Kalau pemerintahnya lebih bersifat kearah negative, maka bersiaplah untuk menerima keadaan kelam.

2 komentar:

Joddie mengatakan...

Aku juga berdoa, semoga negeri ini selalu menjadi lebih baik lagi..

Unknown mengatakan...

kalo menurut cak huda
indonesia menuju ke arah negative atau kearah positif

kapan ujian paramadina'e